Hewan
jangkrik merupakan hewan yang tidak luput dari manusia karena hampir setiap
hari kita pasti menemukannya. Hewan jangkrik dengan nama latin gryllidae atau sering juga disebut dengan
cengkerik adalah merupakan hewan serangga yang mempunyai kekerabatan cukup
dekat dengan belalang. Ciri fisik jangkrik pada umumnya memiliki bentuk tubuh
rata dan mempunyai sepasang antena yang cukup panjang diatas kepalanya yang
memiliki banyak fungsi pengindera diantaranya adalah sebagai alat peraba juga
untuk lebih mengenali area disekitarnya. Pada dasarnya jangkrik termasuk
kedalam golongan binatang pemakan tumbuhan atau omnivora, namun dalam kondisi tertentu binatang ini bisa
menjadi pemakan segala bahkan bisa saling memakan sesamanya.
Jangkrik
pada awalnya adalah merupakan serangga liar yang banyak hidup dihutan, diarea
persawahan dan ditanah-tanah lapang yang ditumbuhi banyak rerumputan. Namun
dalam perkembangannya, saat ini jangkrik sudah banyak dibudidayakan seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan jangkrik dalam kehidupan manusia. Didalam
tubuh jangkrik yang banyak mengandung protein, asam amino dan asam lemak
essensial diyakini sangat baik untuk menjadi konsumsi bukan hanya bagi burung,
unggas dan ikan peliharaan tetapi juga sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Bahkan beberapa pakar nutrisi pernah mengklaim bahwa kandungan protein yang
terdapat dalam jangkrik mencapai tiga kali lipat jika dibandingkan dengan
daging sapi, ayam dan udang. Alasan ini pulalah yang membuat jangkrik saat ini
semakin banyak dibudidayakan dalam rangka mencukupi pasokan sebagai bahan untuk
industri kosmetik, obat-obatan alternatif dan selain sebagai pakan hewan
peliharaan lainnya.
Dari
banyaknya ragam jenis jangkrik yang ada di Indonesia, dikenal ada dua jenis
yang paling banyak dibudidayakan yaitu jenis jangkrik alam atau seliring dan
jangkrik kalung atau sungu. Meskipun dibeberapa daerah mungkin orang mengenal
jangkrik-jangkrik tersebut dengan istilah penamaan yang berbeda-beda, namun
biasanya hanya dibuat untuk membedakan dari segi warna dominan
jangkrik-jangkrik tersebut dan merupakan turunan dari kedua varian yang sudah
tersebut diatas.
Ciri
yang menonjol dan paling mudah untuk membedakan kedua jenis jangkrik tersebuta
dapat terlihat pada saat jangkrik sudah dewasa dan memilliki sayap, yaitu
ditandai dengan adanya garis kuning dipangkal sayap atau mendekati kepala untuk
jenis jangkrik kalung dan tanda ini tidak dimiliki oleh jangkrik jenis alam.
Ciri lainnya yaitu dengan perbedaan ukuran bentuk tubuh, dimana untuk jangkrik
kalung memiliki ukuran yang cenderung lebih besar daripada jangkrik alam.
Sedangkan untuk membedakan kedua jenis jangkrik pada saat jangkrik masih muda
meskipun agak sulit karena tersamar, namun tetap dapat dibedakan dengan melihat
posisi garis putih dipunggungnya. Untuk jenis kalung tanda garis putih terletak
antara leher dan kepala atau lebih menyerupai penggunaan kalung, sedangkan pada
jangkrik alam yang masih muda posisi garis putihnya terletak diantara dada dan
perut atau lebih menyerupai penggunaan sabuk serta ikat pinggang.
Sedangkan
untuk membedakan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina, hal yang paling
mudah adalah dengan melihat jumlah ekornya dimana untuk jantan hanya memiliki
dua buah ekor sedangkan yang betina memiliki dua ekor ditambah dengan satu alat
penyuntik telur yang terdapat ditengahnya sehingga terlihat memiliki tiga buah
ekor. Selain dengan melihat jumlah ekornya, untuk membedakan antara jangkrik
jantan dan betina pada saat jangkrik dewasa sudah mempunyai sayap maka jangkrik
jantan memiliki motif keriput disayapnya sedangkan untuk jangkrik betina bentuk
sayapnya terlihat lebih halus dengan corak yang teratur memanjang dari arah
kepala hingga menutupi perutnya.
Demikian
yang dapat kami sampaikan sebagai pengenalan awal tentang binatang yang bernama
jangkrik, semoga bermanfaat dan mohon koreksi apabila terdapat kekurangan atau
kesalahan dalam uraian diatas mengenai pengenalan tentang jangkrik.
sumber : http://www.ilmupengetahuanalam.com/2015/08/ciri-khusus-jangkrik-dan-fungsinya.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cengkerik
0 komentar:
Posting Komentar